Diantara semua jalan, jalan beruas delapanlah yang terbaik. Diantara semua kebenaran, empat kesunyataan mulialah yang terbaik. Bebas dari segala nafsu adalah yang terbaik. Dan diantara semua makhluk hidup, orang yang telah 'melihat’ adalah yang terbaik. Dhammapada 273
Dhammacakkappavattana Sutta adalah khotbah pertama yang Sang Buddha ajarkan. Khotbah pertama itu dibabarkan di Saranath, di Taman Rusa, kepada lima orang petapa yang sebelumnya pernah menjadi sahabatnya dalam mencari kebebasan. Beliau menunjukan untuk mempraktekan jalan tengah, menghindari kesenangan duniawi yang berlebih-lebihan dan kehidupan tapa yang menyiksa diri. Menganut salah satu dari dua eksrim ini tidak akan membawa kebebasan batin. Beliau kemudian melanjutkan dengan menjelaskan tentang kebenaran yang sesungguhnya dari segala sesuatu dan bagaimana seseorang dapat menyadarinya atau dengan istilah beliau memutar Roda kebenaran dengan cara Empat kesunyataan Mulia yaitu:
Kesunyataan Mulia tentang Dukkha.
Sang Buddha mengajarkan bahwa kita hidup didunia ini sebenarnya adalah penderitaan, perjuangan untuk mempertahankan diri adalah menyakitkan, Sang Buddha menggunakan kata”Dukkha” yang umumnya diartikan dengan Penderitaan atau ketidak puasaan. Berkumpul dengan orang yang tidak disenangi adalah penderitaam, berpisah dengan seseorang yang dicintai adalah penderitaan, kelahiran,usia tua, sakit, kematian, pertumbuhan dan kehancuran adalah penderitaan. Kita semua pasti mengalami hal hal seperti itu. Oleh karena itu penderitaan adalah umum bagi semua mahluk hidup didunia ini.
Kesunyataan Mulia tentang sebabnya Dukkha.
Sang Buddha memakai pendekatan logis dalam masalah ini. Setelah memperkenalkan masalah dukkha, beliau melanjutkan tentang apa yang menjadi penyebabnya atau lebih lanjut dirinci dalam Paticcasamuppada (Hukum sebab akibat yang saling bergantungan). Tiga bentuk kemelekatan (tanha) yang menghasilkan Dukkha adalah: Kama tanha (ketagihan kesenangan indria) Bhava tanha (keinginan akan penjelmaan)
Vibhava tanha(keinginan akan pemusatan diri sendiri). Karena ketidak tahuan, kita melekat pada hal-hal yang sesungguhnya tidak kekal, kita tertipu oleh perasaan cinta dan enggan, suka dan tidak suka, dsb. Bila kita tidak tahu akan sebab penderitaan, kita akan lebih terjerat dan tengelam dalam kemelekatan dan keengganan.
Kesunyatan Mulia tentang lenyapnya Dukkha
Untuk memahaminya seseorang harus mengerti tiga kondisi kehidupan (Tilakkhana) yakni Anicca (ketidak kekalan), Dukkha(ketidak puasan) dan Anatta (tanpa inti yang kekal). Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal dan tidak ada sesuatu kekal yang disebut diri. Bila kita menyadari segala sesuatu bersifat sementara, kita tidak akan melekat padanya.
Kesunyatan Mulia tentang jalan menuju lenyapnya Dukkha
Ajaran Sang Buddha tidak akan berguna bila tidak menemukan metode dan cara mencapai akhir dari dukkha yaitu Nibbana. Metodenya adalah yang dikenal dengan “Jalan Utama Beruas Delapan”. Terdiri dari apakah jalan yang tidak berlandaskan pada hal ektrim itu; ini berdasarkan pada “Majjhimapatipada-jalan tengah” yaitu: Pertama, Pandangan Benar berarti mengerti dan mengetahui kesunyatan mulia tentang dukkha dan memahami sesuatu berdasarkan keadaan sesungguhnya. Kedua, Pikiran Benar berarti berpikir tentang segala sesuatu yang dapat mempertinggi kehidupan kita, dengan menambah perbuatan baik. Ketiga, Ucapan Benar berarti seseorang hendaknya tidak berbohong, menggunjing orang lain, atau mengucapkan kata-kata yang buruk/kasar. Keempat, Perbuatan Benar berarti apapun yang kita lakukan akan selalu diikuti oleh kamma vipaka maka dari itu kita harus selalu melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk. Kelima, Penghidupan Benar berarti kita dalam menjalankan kehidupan tidak dengan menjual racun, narkoba, minuman, keras,judi, senjata, tidak menjual binatang yg masih hidup dan segala bentuk perbudakan. Keenam, Usaha Benar berarti hidup tidak ada gunanya bila seseorang tidak ada usaha untuk meraih hal-hal yang baik. Oleh karena itu untuk mempraktekan hal tersebut merupakan satu satunya jalan untuk menyelami kebenaran Dhamma. Ketujuh, Kesadaran Benar berarti seseorang harus menyadari mana yang baik dan mana yang buruk, tanpa menyadari hal itu tidak akan mencapai ketenangan batin dan kebijaksanaan. Kedelapan, Samadhi Benar berarti keadaan pikiran yang terpusat pada satu titik atau pikiran yang tidak lari kesana-kemari. Samadhi itu seperti halnya pisau dapat dipakai untuk hal baik ataupun buruk, maka seseorang harus menjaga kesadarannya dengan cara samadhi sehingga membawa hasil yang kita inginkan.
Sutta ini merupakan sutta yang paling penting dalam agama Buddha dan mudah dimengerti dan dipraktekan .
Semoga semua mahluk hidup berbahagia,……. sadhu,sadhu,sadhu
Dhammacakkappavattana Sutta adalah khotbah pertama yang Sang Buddha ajarkan. Khotbah pertama itu dibabarkan di Saranath, di Taman Rusa, kepada lima orang petapa yang sebelumnya pernah menjadi sahabatnya dalam mencari kebebasan. Beliau menunjukan untuk mempraktekan jalan tengah, menghindari kesenangan duniawi yang berlebih-lebihan dan kehidupan tapa yang menyiksa diri. Menganut salah satu dari dua eksrim ini tidak akan membawa kebebasan batin. Beliau kemudian melanjutkan dengan menjelaskan tentang kebenaran yang sesungguhnya dari segala sesuatu dan bagaimana seseorang dapat menyadarinya atau dengan istilah beliau memutar Roda kebenaran dengan cara Empat kesunyataan Mulia yaitu:
Kesunyataan Mulia tentang Dukkha.
Sang Buddha mengajarkan bahwa kita hidup didunia ini sebenarnya adalah penderitaan, perjuangan untuk mempertahankan diri adalah menyakitkan, Sang Buddha menggunakan kata”Dukkha” yang umumnya diartikan dengan Penderitaan atau ketidak puasaan. Berkumpul dengan orang yang tidak disenangi adalah penderitaam, berpisah dengan seseorang yang dicintai adalah penderitaan, kelahiran,usia tua, sakit, kematian, pertumbuhan dan kehancuran adalah penderitaan. Kita semua pasti mengalami hal hal seperti itu. Oleh karena itu penderitaan adalah umum bagi semua mahluk hidup didunia ini.
Kesunyataan Mulia tentang sebabnya Dukkha.
Sang Buddha memakai pendekatan logis dalam masalah ini. Setelah memperkenalkan masalah dukkha, beliau melanjutkan tentang apa yang menjadi penyebabnya atau lebih lanjut dirinci dalam Paticcasamuppada (Hukum sebab akibat yang saling bergantungan). Tiga bentuk kemelekatan (tanha) yang menghasilkan Dukkha adalah: Kama tanha (ketagihan kesenangan indria) Bhava tanha (keinginan akan penjelmaan)
Vibhava tanha(keinginan akan pemusatan diri sendiri). Karena ketidak tahuan, kita melekat pada hal-hal yang sesungguhnya tidak kekal, kita tertipu oleh perasaan cinta dan enggan, suka dan tidak suka, dsb. Bila kita tidak tahu akan sebab penderitaan, kita akan lebih terjerat dan tengelam dalam kemelekatan dan keengganan.
Kesunyatan Mulia tentang lenyapnya Dukkha
Untuk memahaminya seseorang harus mengerti tiga kondisi kehidupan (Tilakkhana) yakni Anicca (ketidak kekalan), Dukkha(ketidak puasan) dan Anatta (tanpa inti yang kekal). Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal dan tidak ada sesuatu kekal yang disebut diri. Bila kita menyadari segala sesuatu bersifat sementara, kita tidak akan melekat padanya.
Kesunyatan Mulia tentang jalan menuju lenyapnya Dukkha
Ajaran Sang Buddha tidak akan berguna bila tidak menemukan metode dan cara mencapai akhir dari dukkha yaitu Nibbana. Metodenya adalah yang dikenal dengan “Jalan Utama Beruas Delapan”. Terdiri dari apakah jalan yang tidak berlandaskan pada hal ektrim itu; ini berdasarkan pada “Majjhimapatipada-jalan tengah” yaitu: Pertama, Pandangan Benar berarti mengerti dan mengetahui kesunyatan mulia tentang dukkha dan memahami sesuatu berdasarkan keadaan sesungguhnya. Kedua, Pikiran Benar berarti berpikir tentang segala sesuatu yang dapat mempertinggi kehidupan kita, dengan menambah perbuatan baik. Ketiga, Ucapan Benar berarti seseorang hendaknya tidak berbohong, menggunjing orang lain, atau mengucapkan kata-kata yang buruk/kasar. Keempat, Perbuatan Benar berarti apapun yang kita lakukan akan selalu diikuti oleh kamma vipaka maka dari itu kita harus selalu melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk. Kelima, Penghidupan Benar berarti kita dalam menjalankan kehidupan tidak dengan menjual racun, narkoba, minuman, keras,judi, senjata, tidak menjual binatang yg masih hidup dan segala bentuk perbudakan. Keenam, Usaha Benar berarti hidup tidak ada gunanya bila seseorang tidak ada usaha untuk meraih hal-hal yang baik. Oleh karena itu untuk mempraktekan hal tersebut merupakan satu satunya jalan untuk menyelami kebenaran Dhamma. Ketujuh, Kesadaran Benar berarti seseorang harus menyadari mana yang baik dan mana yang buruk, tanpa menyadari hal itu tidak akan mencapai ketenangan batin dan kebijaksanaan. Kedelapan, Samadhi Benar berarti keadaan pikiran yang terpusat pada satu titik atau pikiran yang tidak lari kesana-kemari. Samadhi itu seperti halnya pisau dapat dipakai untuk hal baik ataupun buruk, maka seseorang harus menjaga kesadarannya dengan cara samadhi sehingga membawa hasil yang kita inginkan.
Sutta ini merupakan sutta yang paling penting dalam agama Buddha dan mudah dimengerti dan dipraktekan .
Semoga semua mahluk hidup berbahagia,……. sadhu,sadhu,sadhu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar